Penjelasan tentang Quality Assurance(QA) & Quality Control (QC)


Sebelum kita membahas tentang Quality Ansurance dan Quality Control mari kita ketahui Apa definisi Quality (Kualitas) itu terlebih dahulu. Definisi Quality : Setiap orang menginginkan produk atau pelayanan berkualitas (quality), namun quality tersebut tentunya harus terukur. Bagaimana mungkin kita dapat menyatakan suatu produk atau pelayanan berkualitas kalau kita tidak pernah tahu defenisi tentang quality itu sendiri. Setidaknya ada dua defenisi quality yang cukup relevan:

Pengertian Quality Control dan Quality Assurance (QC dan QA)
ialah satu faktor yang sangat penting dalam persaingan pasar adalah kualitas suatu produk maupun layanan. Kualitas sering dijadikan sebagai suatu tolok ukur dan pembeda untuk suatu produk dan layanan antara satu produsen dengan produsen lainnya. Oleh karena itu, semua produsen dan penyedia layanan selalu mencari cara untuk meningkatkan kualitas produk ataupun kualitas layanannya. Kualitas dapat diartikan sebagai tingkat baik atau buruknya suatu produk yang dihasilkan dan apakah produk yang dihasilkan tersebut sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan ataupun kesesuaiannya terhadap kebutuhan.
Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas, perusahaan manufaktur (produsen) umumnya akan menggunakan dua teknik yaitu teknik pengendalian kualitas (Quality Control) dan teknik penjaminan kualitas (Quality Assurance). Kedua teknik tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa produk akhir atau layanan memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang ditetapkan.
Pengertian Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)
Banyak diantara kita yang kurang jelas tentang perbedaan QC dan QA, banyak juga menganggap kedua-duanya adalah fungsi yang sama. Namun pada dasarnya QC dan QA adalah dua fungsi dan teknik penjagaan dan peningkatan kualitas yang berbeda.

  1. Quality Control (QC)


QC secara historis merupakan konsep mutu yang paling tua. Ia melibatkan deteksi dan eliminasi komponen atau produk gagal yang tidak sesuai dengan standar. Ini merupakan sebuah proses pascaproduksi yang melacak dan menolak item-item yang cacat. Inspeksi dan pemeriksaan adalah metode-metode umum dari Quality Control yang sudah digunakan secara luas dalam pendidikan dan berfungsi memeriksa apakah standarstandar telah dipenuhi atau belum.63 Pengendalian mutu merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan yang dilakukan dapat menghasilkan output yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Hal ini seperti dikemukakan oleh Amitava Mitra: ”quality control may generally be defined as a system that is used to maintain a desired level of quality in a product or service.”64 Pengertian tersebut merujuk pada suatu sistem, yang digunakan untuk memperbaiki kualitas produk atau jasa menjadi seperti yang diinginkan. Suatu perusahaan dapat  menentukan standar kualitas, proses dan prosedur internal masing-masing dan mengembangkannya dari waktu ke waktu, kemudian pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) tersebut diminta untuk mengikutinya. Proses untuk memastikan semua pihak yang berkepentingan tersebut mengikuti dan mematuhi standar dan prosedur yang ditentukan inilah disebut dengan proses pengendalian kualitas atau Quality Control. Setiap organisasi yang menerapkan Quality Control (QC) harus memiliki Pedoman Kualitas yang biasanya disebut dengan Quality Manual. Quality Manual tersebut akan memberikan panduan kualitas ke berbagai unit kerja dan departemen. Dengan demikian, setiap individu dalam organisasi menyadari apa yang menjadi wewenang dan tanggung jawabnya sesuai dengan yang disebutkan dalam Quality Manual.
Pada dasarnya, Quality Control ini berkaitan dengan kegiatan operasional dan teknik yang digunakan untuk memenuhi persyaratan kualitas. Tujuan utama Pengendalian Kualitas atau Quality Control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan. Jika ditemukan produk yang cacat maka diperlukan tindakan perbaikan yang sesuai.
Tujuan Quality Control (QC)

Tujuan utama Pengendalian Kualitas atau Quality Control adalah memastikan bahwa produk yang akan dikirimkan ke pelanggan adalah bebas dari cacat dan dapat diterima sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.Pengendalian mutu bertujuan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan. Dalam rangka melaksanakan pengendalian mutu, manajer perlu memahami langkah-langkah pengendalian mutu, berikut alat-alat bantu dalam pengendalian mutu. Proses pengendalian mutu dapat dilakukan dengan langkah-langkah PDCA (Plan, Do, Check dan Action) yang diperkenalkan oleh Edwards Deming. Secara lebih rinci pengendalian terhadap mutu pendidikan ditujukan pada aspek kurikulum pembelajaran, pembinaan murid dan aspek manajemen sekolah yang berkaitan dengan pengaturan sumber daya dan dana pendidikan seperti: personil, siswa, sarana dan fasilitas, biaya dan kerjasama sekolah dengan masyarakat. Ketiga bidang sasaran ini semuanya mengacu pada pengembangan kompetensi siswa secara optimal.

Teknik dan Alat yang digunakan Quality Control (QC)

Terdapat tiga teknik Quality Control yang umum digunakan oleh sebuah perusahaan manufakturing yaitu Inspeksi (Inspection), pengambilan sample secara statistik (Statistical Sampling) dan Tujuh alat pengendalian kualitas (QC Seven Tools).
Inspeksi atau Inspection adalah menguji produk-produk yang akan dikirim ke pelanggan untuk memastikan tidak ada yang cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang telah ditentukan.
Statistical Sampling adalah memilih sejumlah unit/produk secara acak dari suatu batch atau lot untuk diperiksa kembali dengan tujuan untuk memastikan produk yang akan dikirimkan tersebut tidak terdapat produk cacat dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditentukan.
QC Seven Tools atau Tujuh alat pengendalian kualitas terdiri dari Histogram, Scatter Diagram, Control Chart, Check Sheet, Pareta Diagram, Cause and Effect Diagram dan Flow Chart. Alat-alat tersebut digunakan untuk membantu menemukan ketidaksesuai dan kecacatan pada produk.

          2. Quality Assurance (QA)


Pengertian Penjaminan mutu Quality Assurance dalam konteks Manajemen Proyek merupakan semua aktifitas yang dilakukan oleh organisasi proyek (Manager proyek, tim proyek, dan manajemen) untuk memberikan jaminan tentang kebijakan kualitas, tujuan dan tanggungjawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan mutu yang sudah disepakati.
Pengertian quality Assurance yaitu merupakan suatu konsep atau bagian dari total Quality management dimana tugas dan fungsinya adalah sebagai penjaminan mutu pada layanan yang dilaksankan melalui sebuah proses baik sebelum dan ketika proses sedang berlngasung dengan maksud mencegah kekagagalan sejak awal sampai akhir dari proses pemenuhan standar. Quality Assurance (QA) atau jika diterjemahkan langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah “Penjaminan Kualitas”. Istilah “Assurance” atau “Jaminan” menyatakan suatu kepastian ataupun kepercayaan terhadap produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Quality Assurance (QA) menjamin kualitas produk yang dihasilkan dan memastikan proses pembuatan produk tersebut sesuai dengan standar dan persyaratan yang telah ditentukan.
Quality Assurance merupakan suatu pendekatan yang berbasis PROSES (process base approach) yang tujuan utamanya adalah mencegah produk cacat mulai dari tahap perencanaan (planning) hingga tahap pengiriman produk ke pelanggan sehingga menghindari terjadi pengerjaan ulang (rework) dan keluhan pelanggan yang akan merugikan reputasi perusahaan serta pengeluaran biaya-biaya akibat kualitas yang buruk.
Quality Assurance adalah proses yang pro-aktif yaitu melakukan penekanan terhadap perencanaan, dokumentasi dan  penentuan panduan kualitas pada awal proyek dimulai untuk memahami persyaratan dan standar kualitas yang diharapkan. Setelah semua persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut di-identifikasikan, maka diperlukan pengembangan perencanaan untuk memenuhi persyaratan dan standar kualitas yang diinginkan tersebut.
 Tujuan Quality Assurance
Tujuan Qa adalah penjaminan mutu sebagai pencegah sebelum terjadinya kegagalan mutu. Lebih jelasna mengenai pengertian QA menurut pendapat dari beberapa sumber adalah sebagai berikut :
Kualitas yang dimaksud di sini biasanya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat dengan sejumlah standar internasional, seperti contohnya adalah memenuhi ISO sebagai panduan sistem manajemen mutu (misalnya dalam pembuatan aplikasi diperhatikan kaidah baku software engineering yang memenuhi software quality assurance).
Ada 2 tipe dari Penjaminan mutu Quality Assurance dalam proyek yaitu:
·         Internal Penjaminan mutu Quality Assurance : Jaminan yang disediakan untuk manajemen dan tim proyek.
·         External Penjaminan mutu Quality Assurance : Jaminan yang disediakan kepada customer yang ada di luar proyek.
Dalam pelaksanaan Penjaminan mutu Quality Assurance pada proyek, perlu disusune suatu rencana mutu yang dapat diartikan sebagai totalitas ekspektasi yang diharapkan oleh pemrakarsa atau sponsor proyek; dalam arti kata mereka yang termasuk di dalam stakeholder proyek mendefinisikan harapan harapannya terhadap hasil dari proyek yang dikerjakan.

Teknik dan Alat Quality Assurance

Terdapat tiga teknik ataupun alat yang digunakan untuk menjamin kualitas suatu produk yaitu Quality Audit, Process Analysis, Quality Management and Control Tools.
Dalam Quality Audit, suatu tim ahli yang berasal dari pihak ketiga eksternal (bukan dari internal perusahaan) akan melakukan peninjauan proses dan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan. Apabila ditemukan perbedaan antara apa yang dilakukan dengan apa yang dinyatakan dalam prosedur atau proses maka perusahaan yang bersangkutan (perusahaan yang diaudit) diminta untuk melakukan tindakan perbaikan (Corrective Action). Pihak ketiga dari eksternal tersebut juga akan memberikan saran-saran untuk perbaikan pada proses-prosesnya. Quality Audit ini memastikan proses dan prosedur yang telah disetujui dan yang telah ditentukan tersebut telah dilaksanakan dengan baik dan diikuti oleh pihak yang bersangkutan.
Process Analysis adalah menganalisis setiap proses untuk menemukan kemungkinan (potensi) terjadinya produk cacat ataupun proses-proses yang tidak memiliki nilai tambah kemudian carikan akar penyebabnya dan lakukan tindakan perbaikannya.
Quality Management dan Control Tools mencakup berbagai teknik diagram yang membantu untuk menemukan permasalahan, ide perbaikan, pengambilan keputusan dan prioritas permasalahan yang harus diselesaikan. Contoh alat-alat Quality Management and Control Tools ini diantaranya seperti Diagram Pohon, Diagram Afinitas, Diagram Jaringan dan lain-lainnya.

Perbedaan Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)

Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Quality Control dan Quality Assurance.
1.    Quality Assurance (QA) fokus pada pencegahan cacat sedangkan Quality Control (QC) fokus pada identifikasi atau menemukan cacat.
2.    Di Quality Assurance (QA), kita mencari cara yang paling efektif untuk menghindari cacat sedangkan di Quality Control (QC) kita untuk berusaha untuk mendeteksi kecacatan dan kemudian mencari cara perbaikan untuk membuat kualitas produk menjadi lebih baik.
3.    Quality Assurance (QA) adalah proses pro-aktif sedangkan Quality Control (QC) adalah proses reaktif.
4.    Quality Assurance (QA) merupakan pendekatan berdasarkan proses (process base approach) sedangkan Quality Control (QC) merupakan pendekatan berdasarkan produk (product base approach).
5.    Quality Assurance (QA) melibatkan proses dalam menangani masalah kualitas sedangkan Quality Control (QC) melakukan verifikasi terhadap kualitas produk itu sendiri (pada produknya).
6.    Kualitas Audit (Quality Audit) merupakan salah satu contoh proses pada Quality Assurance (QA) sedangkan Inspeksi dan Pengujian (testing) terhadap produk merupakan contoh proses pada Quality Control (QC).

Manfaat Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA)

Berikut ini adalah beberapa manfaat adanya Quality Control (QC) dan Quality Assurance (QA) di industri manufakturing.
1.    Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.
2.    Menghindari pemborosan (waste).
3.    Meningkatkan efisiensi operasional.
4.    Memberikan kepuasan pada pelanggan.
5.    Mengurangi pekerjaan ulang yang merugikan perusahaan dalam segi finansial maupun waktu.
6.    Memotivasi tim dalam bekerja lebih baik dengan kualitas yang tinggi.
7.    Meningkatkan kepercayaan pelanggan.

Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.

Contoh Implementasi Activity Network Planning Proyek


Perencanaan membuat activity network planning diperlukan kecermatan dalam membaca situasi dan jenis pekerjaan yang sederhana sampai tingkat kompleksitas yang tinggi. Perlu setidaknya intuisi seorang praktisi proyek yang bisa memperkirakan lamanya jam kerja hingga target proyek. 

Berikut contoh daftar item pekerjaan pasangan pondasi batu kali dengan target total waktu pelaksanaan adalah 8 hari kerja



NO
JENIS PEKERJAAN
DURASI WAKTU
A
Persiapan
6 hari
B
Galian tanah
2 hari
C
Lantai kerja
2 hari
D
Pasir urug
1 hari
E
Pasangan batu kali
3 hari
F
Urugan tanah kembali
0 hari



Jika kita jumlahkan total durasi waktu adalah 15 hari padahal targetnya hanya 8 hari, disinilah kita memerlukan pembuatan network planning untuk mengatur perletakan jadwal yang bagus.

Dari tabel rincian pekerjaan dan durasi waktu tersebut maka dapat kita pikirkan bagaimana urutan kegiatan pasangan pondasi batu kali akan kita lakukan, pada bagian mana pekerjaan yang harus selesai sebelum dapat mengerjakan kegiatan lain, dan pada item pekerjaan mana yang waktu pelaksanaanya tidak mempengaruhi kegiatan lain, secara umum dapat kita tuliskan bayangan urutan kerja sebagai berikut

pekerjaan persiapan dilakukan diawal pekerjaan sampai berkakhirnya kegiatan.
Galian tanah harus selesai sebelum dapat melakukan pekerjaan pembuatan lantai kerja.
Setelah membuat lantai kerja lalu dilanjutkan pekerjaan pasir urug dan pasangan batu kali.
Urugan tanah kembali baru bisa dilakukan setelah kegiatan pemasangan selesai.

Dari data dan logika berpikir tersebut maka dapat kita tuangkan kedalam sebuah diagram network planning agar fikiran kita dapat mengerti orang lain sekaligus sebagai pedoman dalam penentuan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan sehingga secara global pekerjaan dapat selesai dalam waktu yang direncanakan.
Jenis pekerjaan yang dibuat detail rincian item pekerjaan, contohnya jika kita akan membuat network planning pondasi batu kali maka apabila dirinci ada pekerjaan galian tanah, pasangan pondasi batu kali kemudian urugan tanah kembali.

Durasi waktu masing-masing pekerjaan, dapat ditentukan berdasarkan pengalaman atau menggunakan rumus analisa bangunan yang sudah ada.

Jumlah total waktu pelaksanaan pekerjaan.
Metode pelaksanaan konstruksi sehingga dapat diketahui urutan pekerjaan.

Selain network planning kita kenal juga jenis jadwal lain yang digunakan dalam melaksanakan proyek seperti kurva S, Bar chart, schedule harian mingguan bulanan dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RENCANA MUTU KONTRAK (RMK)

PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

JENIS-JENIS KERUSAKAN PADA PEKERJAAN BETON DAN LAPISAN CAMPURAN BERASPAL