SOLUSI TEKNIS DAN ILUSTRASI KURVA
1). Solusi
teknis jika adanya progress keterlambatan pekerjaan di lapangan terhadap
progress rencana yang telah dibuat
Jawaban
:
Sebelum
mengatasi solusi sebaiknya kita ketahui dulu factor-factor yang sering terjadi
di lapangan di antaranya adalah :
Jenis-jenis
Keterlambatan
Jenis
jenis keterlambatan
1.
Keterlambatan yang tidak dapat dimaafkan (Non Excusable Delays). Non Excusable
Delays adalah keterlambatan yang diakibatkan oleh tindakan, kelalaian, atau
kesalahan kontraktor
2.
Keterlambatan yang dapat dimaafkan (Excusable Delays). Excusable Delays adalah
keterlambatan yang disebabkan oleh kejadian- kejadian diluar kendali baik
pemilik maupun kontraktor. Pada kejadian ini, kontraktor mendapatkan kompensasi
berupa perpanjangan waktu saja.
3.
Keterlambatan yang layak mendapat ganti rugi (Compensable Delays). Compensable
Delays adalah keterlambatan yang diakibatkan tindakan, kelalain atau kesalahan
pemilik. Pada kejadian ini, kontraktor biasanya mendapatkan kompensasi berupa
perpanjangan waktu dan tambahan biaya operasional yang perlu selama
keterlambatan pelaksanaan tersebut
Berdasarkan
faktor-faktor diatas, maka disimpulkan 45 faktor yang digunakan dalam
penelitian ini antara lain:
1.
Keterlambatan penandatangan kontrak
2.
Keterlambatan proses permintaan dan persetujuan gambar kerja oleh pemilik
3.
Keterlambatan pemilik dalam penyerahan/penggunaan lahan
4.
Perencanaan (gambar) yang kurang lengkap/tidak sesuai
5.
Perencanaan (spesifikasi teknik) yang tidak/kurang lengkap
6.
Perubahan tanggal dimulainya proyek tidak sesuai
7.
Adanya perubahan desain
8.
Identifikasi dan urutan kerja yang tidak sesuai dengan rencana
9.
Kekuranglengkapan dokumen tender
10.
Kurangnya koordinasi antara pemilik dengan konsultas maupun antara konsultan
dengan kontraktor
11.
Kurang memadainya pengawasan yang dilakukan oleh pemilik/konsultan
12.
Keterbatasan jumlah tenaga kerja
13.
Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja
14.
Ketidaktersediaan tenaga kerja
15.
Kualitas tenaga kerja yang buruk
16.
Keahlian dalam mengoperasikan peralatan konstruksi
17.
Ketidaktersediaan material di pasaran
18.
Keterlambatan pengiriman material ke lokasi
19.
Ketersediaan material di lokasi proyek
20.
Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi
21.
Terjadi pencurian material
22.
Jumlah material yang dikirim supplier tidak tepat/sesuai
23.
Keterlmabatan pengiriman peralatan ke lokasi
24.
Ketidaktersediaan peralatan konstruksi di lokasi proyek
25.
Kualitas peralatan yang digunakan tidak sesuai
26.
Peralatan yang digunakan sudah usang sehingga sering mengalami kerusakan
27.
Keterbatasan penggunaan teknologi
28.
Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat didalam proyek
29.
Kurangnya pengawasan terhadap subkontraktor dan supplier
30.
Kerterlambatan pelaksanaan pekerjaan utama
31.
Perkiraan waktu yang tidak wajar
32.
Masalah teknis dalam mempergunakan waktu
33.
Peraturan baru yang membutuhkan waktu untuk diimplementasikan
34.
Kenaikan harga di pasaran
35.
Pemahaman terhadap metode kerja
36.
Koordinasi dan komunikasi yang kurang dalam organisasi
37.
Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik
38.
Metode konstruksi/teknik pelaksanaan yang tidak tepat sehingga menimbulkan
kesalahan selama konstruksi
39.
Lokasi proyek yang sulit dijangkau
40.
Dana dari pemilik yang tidak mencukupi karena terjadi pembengkakan biaya
41.
Kesalahan estimasi biaya
42.
Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor tidak sesuai kontrak akibat alasan
tertentu
43.
Administrasi keuangan pada kontraktor
44.
Modal kontraktor tidak mencukupi
45.
Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja
Berdasarkan
hasil analisis, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Faktor
utama penyebab keterlambatan pelaksanaan konstruksi gedung menurut pihak
kontraktor adalah factor ketidaktersediaan tenaga kerja, hal ini dikarenakan
waktu pelaksanaan proyek konstruksi bertepatan dengan waktu tanam, waktu panen,
atau hari raya sehingga sulit untuk mendapatkan tenaga kerja buruh. Selain itum
ketidaktersediaan tenaga kerja juga disebabkan proyek konstruksi tersebut
merupakan proyek besar yang membutuhkan banyak tenaga kerja, dengan tidak
tersedianya tenaga kerja proyek menjadi terlambat
2. Faktor utama penyebab keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi gedung menurut pihak pemilik proyek adalah
keterlambatan pengiriman material (mobilisasi material) ke lokasi. Hal ini,
menurut pihak pemilik dapat disebabkan oleh ketidaktersediaan material di
pasaran
3. Faktor
utama penyebab keterlambatan pelaksanaan pekerjaan konstruksi gedung menurut
pihak konsultan pengawas adalah factor keterlambatan pengirim material
(mobilisasi material) ke lokasi. Menurut pihak konsultan pengawas, faktor
tersebut disebabkan karena kurangnya pengawasan terhadap supplier
4. Perbedaan
pendapat antara pihak-pihak tersebut, disebabkan karena proyek yang dikerjakan
oleh masing-masing pihak juga berbeda, baik dari segi waktu, lokasi dan dana,
sehingga memiliki tingkat kesulitan yang berbeda
Selain 45 jenis factor keterlambatan
yang tidak luput dari pelaksanaan pkerjaan di lapangan dan yang sering terjadi
antara lain :
- Factor
ketidaktersdiaan tenaga kerja hal ini dikarenakan waktu pelaksanaan proyek
konstruksi bertepatan dengan waktu tanam, waktu panen, atau hari raya sehingga
sulit untuk mendapatkan tenaga kerja buruh. Solusi teknisnya adalah dengan
tidak memulai pelaksaan pekerjaan proyek pada saat musim panen karena
pekerja/tukang mayoritasnya berasal dari pedesaan atau dari kalangan para
petani oleh karena itu mereka lebih memilih untuk melakukan pekrjaan pertanian
daripada pekerjaan proyek.
- Factor keterlambatan pengiriman material (mobilisasi material) ke lokasi. Hal ini mengakibatkan kesalahan daklam perencanaan dan penjadwalan pengadaan bahan konstruksi. Pengadaan bahan konstruksi mencakup kegiatan perencanaan jumlah dan jenis bahan yang digunakan. Pembelian, pengangkutan dan pengiriman, mengatur persediaan bahan serta penyimpanan bahan konstruksi yang tepat. Adapun keterkambatan penyediaan material/alat akibat kelalaian konteraktor. Solusi teknisnya adalah meperhatikan penjadwalan pengerjaan untuk mengetahui pekerjaan dan material apa saja yang di butuhkan. Apabila terjadi keterlambatan pengiriman material bisa di siasati dengan melakukan pekerjaan yang bisa di kerjaakan pada saat itu sambal menunggu material sampai pada lokasi proyek.·
- Untuk critical works dibuatkan Action Plan dengan menambah man power dari rencana awal agar pekerjaan bosa lebih cepat selesai. Sedangkan untuk yang non critical work Action Plan kita bisa dengan membagi pekerjaan ke beberapa grup kerja (mandor) yang lebih banyak agar lebih cepat selesai.
Jawaban :
Berikut ilustrasi kurva rencana percepatan
terkait adanya keterlambatan pekerjaan di lapangan, dengan asumsi deviasi yang
terjadi pada pertengahan periode pelaksanaan :
·
Komentar
Posting Komentar